aku tahu semua ini sudah berakhir,
tiada lagi kearifan,
sebatas angan di masa lalu,
tak berhenti,
inilah yang terkuras,
menggapai aksara tak berdawai,
melompat tinggi tak berarti,
tak berhenti,
semua selongsong sudah terbenahi,
mengintip senja menatap fajar,
memang kiranya demikian,
tapi semua terus berjalan,
ya! aku terpanggang!
dalam kubah berisi es!
dimana aku menghisap sari pati,
sari pati buah simalakama,
takdirkah ini?
nasibkah ini?
halilintar yang ku tanya,
hanya menggelegar,
badai yang ku tanya,
hanya meracau,
adalah satu dua yang mendengar!
aku berkeluh lantah!
mulut seperti kelu,
tiada berasa dan merasa,
sampai kapan?
sampai kapan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar