dua bulan yang lalu menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan untuk ku hapus... di waktu itu aku berangkat untuk kali pertama ke Kota Yogjakarta untuk bekerja dan mengerjakan tulisan-tulisan ku yang sempat tak ku kerjakan... selain itu aku juga mendapatkan pengalaman dan berbagai macam lainnya yang sebelumnya ku miliki...
sebelum ku bertolak dari kota kelahiranku (Jakarta),, aku sempat mendapatkan masalah yang berasal dari luar (beberapa kawan) dan juga dari dalam (keluarga).. dan jauh waktu tanggal ku pergi aku juga sempat bekerja di sebuah pabrik kardus untuk berbagai jenis produksi... dan di pabrik itu aku juga mendapatkan apa yang sebelumnya belum ku rasakan... pekerjaan itu begitu keras bahkan lebih keras dari pekerjaan ku sebelumnya... meski begitu aku berpikir "jadi seperti ini rasanya kerja menjadi seorang kuli kasar.. kerjaan yang begitu di pandang rendah oleh banyak orang dan juga sangat memiliki nilai yang sangat tak berharga untuk di terangkan sebagai jaminan masa depan.. bahkan untuk nilai sosialnya saja orang-orang menggap pekerjaan tersebut tak ayak di sebut sebagai pekerjaan,, namun pada dasarnya setiap pekerjaan itu memiliki nilai yang sama asal mendapatkan hasilnya bukan hasil yang tidak HALAL... " dan masuk di hari ke tiga ku bekerja,, aku merasakan sekujur tubuhku begitu terasa pegal dan sakit...
mungkin karena aku belum pernah mengecap pekerjaan yang demikian dan ini merupakan pengalaman ku yang pertama menjadi seorang pekerja kasar / serabutan,, akan tetapi keringat yang ku keluarkan dari sana begitu terasa sekali nikmatnya ketika aku mendapatkan hasilnya (gaji) di minggu pertama ku...
begitu masuk minggu ke dua aku sudah mulai terbiasa dengan kerjaan itu,, meski terkadang keluhan datang menerjang ku tetapi aku tetap berkata "ini belum seberapa ketimbang apa yang sudah di lewati oleh kedua orangtua ku yang siang malam bekerja hanya untuk menghidupi kami anak-anaknya... dan aku juga memotivasikan diri ku dari keringat yang menetes tiap kali keluar dari wajah ku "ini semua demi hari esok yang mungkin akan lebih parah dari ini dan ini juga belum seberapa dari kawan-kawan kerja ku yang lain..."
berhari-hari ku lewati hingga masuk di hari-hari menjelang ku berangkat ke kota pendidikan dan masalah pun mulai muncul dari dalam (keluarga)... aku pun kian menjadi tak mengerti apa yang seharusnya ku lakukan untuk menghadapi semua ini... agar aku benar-benar YAKIN akan apa yang akan ku raih di sana (Yogjakarta)... memang sebelumnya aku sempat memikirkan bahwa kepergian ku kesana akan meraih banyak dan juga menguntungkan bagi orang banyak serta aku... di tanggal itu 04 Juni 2010 merupakan tanggal keberangkatan ku... namun ketika itu aku begitu gugup karena aku pergi kesana hanya mengandalkan beberapa skill yang aku miliki dan aku juga sangat ketakutan lantaran kepergian ku di hari itu tak di sertai permintaan izin ku kepada orangtua ku meski sebelumnya aku sudah bilang ke orangtua ku jika aku akan berangkat ke kota pendidikan...
pukul 15:10 aku mulai melangkahkan kaki ku menuju stasiun Senen untuk selanjutnya menaiki kereta Progo (kelas Ekonomi) bersama dengan kawan kecilku (Gilang)... aku berangkat ke Yogja untuk bekerja di Warnet miliknya... namun di tengah perjalanan macet tak hilang... dan sampailah ku di Stasiun Senen pada pukul 20:20 dan kemudian aku langsung membeli tiket namun sayangnya keretanya justru berangkat pada pukul 21:10... dan waktu pun menunjukkan pukul 21:10 dan kereta pun berangkat di waktu itu... dan aku berangkat menuju ke Kota Pendidikan (Yogjakarta)... selama di perjalanan aku hanya duduk di lantai kereta lantaran aku tak mendapatkan tempat duduk...
sebelumnya kawanku sempat mengatakan jika kereta Ekonomi seperti pasar berjalan,, dan aku tak mengerti apa maksudnya dia dengan pasar berjalan itu.. tetapi setelah ku di dalam dan berduduk manis di dasar kereta dan melihat apa yang kawanku maksud itu... aku melihat banyak para pedagang yang lalu lalang di dalam kereta... saat itu aku langsung teringat dengan keadaan yang ku alami semasa sekolah di SMA dulu... waktu itu aku masih kelas 1 dan 2 SMA di sebuah sekolah swasta di Ibu Kota yang penuh dengan KE-EGOIS-AN dan KE-MUNAFIK-AN... ketika itu aku bekerja untuk Bibi aku di Wartel miliknya yang tak begitu jauh dari kediaman kami.. selain aku menjaga Wartel beliau di samping itu aku juga menjaga dagangannya dan aku juga berdagang rokok di usaha kawan ku yang ku kenal sejak kelas 3 SMP dulu...
dan hasil yang aku dapatkan dari bekerja di Bibi ku dan juga dagang rokok,, aku pergunakan untuk berangkat ke Kota sebelum ujungnya pulau Sumatera (Medan)... tiba-tiba "plak" ... "aw,, sakit bodoh !!" aku berteriak kepada seseorang yang melayangkan telapak tangannya... saat ku menoleh ternyata kawanku... "mana tiketnya?? tuh ada pemeriksaan tiket!!" terangnya... "hehehe",, "maaf Pak!!" kataku kepada petugas pemeriksa tiket itu sambil menyerahkan tiket ku...
petugas itu pun menghilang dari hadapanku... di malam yang penuh dengan memmory yang bermunculan di otakku aku tidur seperti ayam di kerubunan penumpang lainnya yang seperti ku (duduk di lantai dan tertidur seperti ayam)...
pagi datang mentari bersinar binar... udara dingin dan hawa persawahan ku cium sangat kental... pemandangan hijau terhampar luas di depan mata ku... awan putih berselang di bawah birunya langit pagi... aku duduk di bibir pintu gerbong yang di temani oleh udara sejuk dengan mata menyaksikan begitu kaya nya alam Nusantara dengan hasil alam nya yang melimpah ruah,, namun semua itu tidak jua menutupi kemiskinan rakyat-rakyatnya yang bergutat dengan pekerjaannya yang berprofesi sebagai Petani,, Buruh Migran,, Tukang Ojek,, dan lainnya...
"sreek,, sreek,, sreek..." tak berapa ku palingkan kepala ku dari tempatnya terjaga,, dan melihat kenyataan lainnya... seorang bocah menyapu koran-koran bekas yang kami pergunakan sebagai alas duduk serta tidur kami... dengan senyuman ia menatapku.. aku mengerti maksudnya,, lalu aku berpindah haluan dari posisi ku itu... kemudian bocah itu membuang begitu sahaja koran-koran yang sudah sobek dan tak berguna lagi (bagi sebagian orang,, karena sudah kotor dan sobek)...
beberapa waktu ku lewati seperti posisi ku tadi... dan tak terasa aku tiba di Stasiun Yogjakarta (Lempuyangan) tujuan akhir dari perjalanan kami sekaligus akhir dari derunya pemandangan yang sangat menyayat hati... dan untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Kota Pendidikan itu pada tanggal 05 Juni 2010 pada pukul 07:02 WIB... pertama kali aku menginjakkan kaki ku di tanah Sultan Hamengkubuwono itu,, aku merasakan ada hal aneh yang membuatku langsung "srek"...
lalu kawanku memandu ku berjalan menuju ke pintu keluar dan sesampainya di pintu keluar,, banyak para pengayuh becak "ayo mas,, mau kemana??" aku dan kawan ku berlalu begitu saja sampai salah seorang tukang becak lainnya yang menawarkan jasanya kepada kami... kawanku berbicang dengannya sementara aku melihat sekeliling dan kemudian kami naik di becak milik orang yang sedari tadi berbicang dengan kawanku...
"mas asli mana???" suara yang sudah tak muda dan juga tak tua ku dengar begitu lemah dengan deru nafas menghiasinya... "Jakarta Pak..." jawabku,, "kuliah di sini mas??" tanya sang pahlawan hidup sejati itu,, "tidak,, saya di sini mau bekerja di tempat dia (sambil menunjuk kawanku)",, "ohh"... "kalau bapak??" tanya ku ... "kalau saya asli Bantul" jawabnya... karena aku tidak tahu pasti dimana arah yang benar tentang Kota Bantul jadi aku salah menunjukkannya.. lalu kawanku ikut menunjukkan arah yang benar,, lalu ku dengar suara lelaki di belakang kami,, "bukan di sana atau yang sana"... kami jadi malu saat dengar suara lelaki paruh baya itu...
karena itu kami malah berguyon ria dan ku dengar pelan suara tertawa dari belakang... tak berapa lama "ini ke Werkudoro???",, "ah iya Pak... Werkudoro,, samping Mall Saphir" jawab kawanku...
beberapa saat kemudian kami sampai di tempat kawanku... sesampainya di sana aku merasa aneh lantaran baru pertama kali dan untuk pertama kalinya aku menginjakan tanah Pemerintahan yang dahulu sempat di Pindahkan di Kota Pendidikan itu...
siang pun datang dan kawanku mengajak ku berkeliling sejenak sebelum kami mulai bekerja untuk hari pertama... daerah yang aku datangi adalah Patehan... di dekat Alun-alun Kidul... di sana kami mencoba permainan yang bagi sebagian orang di percaya jika bisa melewati tepat di tengah-tengah diantara dua pohon besar itu,, maka pemikiran orang tersebut tidak sesat atau lurus... ya aku pun berada di antara percaya dan tidak... lantas aku pun mencobanya setelah kawanku yang mencobanya pertama kali... di percobaan ku yang pertama kalinya aku mendengar ucapan dari kawan ku "kalau elu lurus masa depan elu surem"... aku tidak hiraukan dia aku terus berjalan dan akhirnya aku menabrak salah satu tembok yang melindungi pohon itu dan membuat batang hidung ku memar...
setelahnya kami puas bermain kami melanjutkan perjalanan kembali ketempat kami pertama kali berkunjung... saat malamnya kami sempatkan diri untuk melihat-lihat pemandangan Kota Pendidikan... dan sampailah kami di Jalan Mangkubumi arah kiri dari Jalan Solo... tepat di samping kiri Tugu Yogjakarta (jika melintas dari arah Jalan Solo... di sana aku melihat banyak para pengayuh becak yang memarkirkan becaknya di pinggir jalan yang di dalamnya terdapat seseorang yang bukan lain adalah pemilik becak itu sendiri... di sepanjang Jalan itu aku lihat hampir sama dan tak berbeda dari ujung jalan Mangkubumi hingga jalan menuju Malioboro...
dan semenjak itu aku serta kawanku sering di ajak berjalan-jalan pada malam hari...
dengan pemandangan yang sama dan menyayat hati itu...
lalu ketika kami akan berfoto-foto di Tugu... sewaktu kawanku sedang mencari-cari warung kelontong... untuk membeli beberapa batang rokok... aku coba berbincang sebentar dengan salah seorang pengayuh becak yang berada di dekat ku... "sudah lama Pak menjadi pengayuh becak??",, "sudah mas..." jawab pengayuh becak itu,, "dulu sewaktu muda,, semangat hidupku begitu tua,, dan sekarang saat tua,, semangat hidupku begitu muda,,, tetapi apa yang ku lihat sekarang ini (sambil menunjuk ke arah lampu merah yang mana ada beberapa anak muda yang tengah asyik berfoto) mereka sama seperti ku dulu,, tetapi untuk yang kali ini lebih parah...." sebelum bapak itu menyelesaikan perkataannya... kawanku memanggilku... "permisi sebentar Pak, nanti kita lanjutkan lagi obrolannya" dengan senyuman lalu aku permisi dan menanggalkan langkah dari sana...
setelah kejadian itu aku tak lagi berjumpa dengan bapak itu di Tugu... dan aku pun sempat menyesal karena belum selesai mendengarkan secara habis ucapan Beliau yang bagiku begitu penuh makna itu... "Bapak pengayuh becak di mana diri mu saat ini dan sedang apa kau Pak??? aku ingin sekali mendengarkan ucapan bapak yang tetanggung itu,, supaya aku bisa sampaikan kepada mereka melalui tulisan-tulisan aku" ...
bersambung....
to be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar