Untuk pertama kalinya,
Aku merasakan perasaan cinta yang tak tahu mengapa aku mencintainya,
Perasaan itu ada sewaktu impian dan keadaan menjadi seperti ini,
Ia tak pernah lekang dari perhatian,
Ia selalu ada,
Ia selalu memberikan support,
Ia selalu menjadi pacuanku,
Bahkan dia jugalah yang menggiringku kembali ke tempat persinggahan yang semestinya aku berada,
Kabar terakhir yang aku dapatkan mengenai dirinya yakni setahun dua tahun yang lalu,
Saat aku hilang dari tahtaku,
Ketika aku sirna dari jangakauan,
Sewaktu mereka tak mengetahui keberadaanku,
Yang ternyata semua itu membuatnya pergi bagai tertelan oleh bumi,
Tiada yang mampu membuatku bertekuk lutut,
Tiada yang memberikan aku imajinasi mengenai dunia,
Ia bercerita tentangku kepada jawaranya,
Hari ini aku sangat rindu akan sosoknya,
Sekarang ini aku begitu menginginkan sosoknya yang dewasa,
Saling memberikan masukan,
Saling bertukar pikiran,
Ah… mengapa aku menjadi berandai-andai,
Mungkin kini ia sudah tenang dengan kegiatannya seperti dahulu,
Sesaat sebelum aku ada,
Aku sadari memang aku tak pantas dan layak untuknya,
Kedewasaanmu membuatku merindu,
Kedewasaanmu membuatku kangen,
Kedewasaanmu menghantarkanku pada kenangan saat engkau ada,
Kedewasaanmu itulah yang aku nantikan kini.
Aku merasakan perasaan cinta yang tak tahu mengapa aku mencintainya,
Perasaan itu ada sewaktu impian dan keadaan menjadi seperti ini,
Ia tak pernah lekang dari perhatian,
Ia selalu ada,
Ia selalu memberikan support,
Ia selalu menjadi pacuanku,
Bahkan dia jugalah yang menggiringku kembali ke tempat persinggahan yang semestinya aku berada,
Kabar terakhir yang aku dapatkan mengenai dirinya yakni setahun dua tahun yang lalu,
Saat aku hilang dari tahtaku,
Ketika aku sirna dari jangakauan,
Sewaktu mereka tak mengetahui keberadaanku,
Yang ternyata semua itu membuatnya pergi bagai tertelan oleh bumi,
Tiada yang mampu membuatku bertekuk lutut,
Tiada yang memberikan aku imajinasi mengenai dunia,
Ia bercerita tentangku kepada jawaranya,
Hari ini aku sangat rindu akan sosoknya,
Sekarang ini aku begitu menginginkan sosoknya yang dewasa,
Saling memberikan masukan,
Saling bertukar pikiran,
Ah… mengapa aku menjadi berandai-andai,
Mungkin kini ia sudah tenang dengan kegiatannya seperti dahulu,
Sesaat sebelum aku ada,
Aku sadari memang aku tak pantas dan layak untuknya,
Kedewasaanmu membuatku merindu,
Kedewasaanmu membuatku kangen,
Kedewasaanmu menghantarkanku pada kenangan saat engkau ada,
Kedewasaanmu itulah yang aku nantikan kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar