selembar kertas putih yang tergeletak pada fajar yang merebak,, seolah pertanda hawa kebahagian bagi sebagian inan,, serumpun angin yang menderu membawa lembar kertas itu pada dunia yang tak menentu,, bagai cinta tanpa kasih lembar kertas selalu berjumpa dengan keluhan dan kegelisahan dalam setiap kali terhempas oleh angin kehidupan..
tatkala lembar kertas itu tercoret akan dosa yang kadang terhapus dengan pahala yang menjadikannya sebagai orang yang bertakwa kepada yang Maha Pencipta,, selurus jalinan kasih seliku perjalanan yang belalu banyak tulisan yang tergores padanya yang menjadikannya haus akan kehidupan yang fana dan tak risau akan tujuan dia ada pada dunia ini,, tia[p goresan yang tercipta semakin dia paham arti cinta..
yang kemudian tiba gilirannya angin membenturkannya kertas putih itu pada sebuah bangunan masalah yang tiada tara,, tiap kali kertas itu mencoba utuk mengabaikan perilaku itu,, semakin banyak dan tiada henti terjangan paku masalh yang menyatu dengan waktu,, hingga menciptakan hal yang berbeda pada tiap kedipan-kedipan mata yang kemudian membawanya kepada hari-hari yang di rahmati..
namun adakah penghapus coretan-coretan yang terlakana pada hari itu yang aa hanya sekali tiada pernah trsiar setiap fajar dan senja,, kemudian pada hari yang suci kita mencari dimana penghapus coretan-coretan yang ada pada tiap ruang kertas itu,, dan laksana perwira yang berada di medan perang kertas itu terus ,mencari dan menghacurkan coretan-coretan itu namun coretan-coretan itu tak kunjung menghilang..
PADA HARI ITU SEBAIKNYA KITA JANGAN MENCARI PENGHAPUS CORETAN-CORETAN YANG SINGGAH PADA KERTAS KEHIDUPAN TAPI KITA HARUS MEMBUAT PENGHAPUS ITU SENDIRI DAN MEMBERIKANNYA PADA KERTAS-KERTAS YANG EDANG MENCARI PENGHAPUS ITU..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar