malam dingin yang sunyi di hiasi bintang-bintang,, sayup-sayup angin menghembus,, kabut cerita lambat laun menebal pada setoreh detik yang berlalu.. ku rasakan cucuran duka menyelimuti diriku seakan akan ingin membungkusku,, didalam renungan ku pandang awan yang melayang berpindah-pindah,, ku rentangkan kisahku pada selembar tangis yang mengharu biru,, kupajang seilir-ilir lampu semangat agar diri ini tetap kokoh dan tak tertidurlelap dalam kesedihan.. sebungkus manis dunia kemarin telah ku rasakan.. seutas tawa teruntai menjadi bahagia namun di sela-sela untaian berdiri tiang-tiang emosi penyungguh derita yang terpaut akan iring-iringan canda serta cinta..
ku rangkai melodi-melodi rindu padanya dan kusulam menjadi sebutir kasih yang terindahkan dengan cinta,, seraut wajah sutra ku gambarkan pada indahnya sang rembulan,, yang kala itu dia hadir di semak-semak nafas yang rindang yang kemudian loncat ke suatu keterpurukan dan terdampar pada penyesalan,, haru biru yang terguyur di hati selalu ku nikmati entah siang entah malam entah pagi atau pun sore.. deras rentetan-rentetan suara jejak langkah yang terdengar,, yang terus membuatku begitu..
di kala sang surya mulai merasa malu untuk menunjukkan dirinya,, titik-titik raut wajahnya selalu terbayang,, tak ingin diri ini mengikuti jalanya kereta api tapi terasa nyaman tertusuk peniti,, ku coba susun lampion di sela-sela ruang jiwa agar menjadikan diri ini seperti dahulu,, yang semakin deras ku coba lalui semakin keras sakit yang ada,, setiap kata yang tergores dari kisah lambat laun kucoba menghapusnya..
perih yang teronggok akibat itu tiada pernah menciptakan benalu pada pohon kehidupan ku kini,, seiring berjalannya waktu seiring itu pula jari-jari ini memerangkai kata yang terdapat di dalam hati,, karenaku tak tahu harus melukiskan kisah ini pada siapa sebab lantunan-lantunan melodi yang ada dan kuatnya senar-senar keyakinan pada raga kini mulai tak terdengar dan tak berdaya untuk melangkah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar