seorang manusia biasa,,, TIDAK LEBIH!!!!

seorang manusia biasa,,, TIDAK LEBIH!!!!
mereka yg memiliki nama EMAS di panggung DUNIA adalah mereka yg selalu mengutamakan kebenaran dan rasa kemanusiaan demi kepentingan orang banyak tanpa pernah memikirkan "BAGAIMANA KEHIDUPAN SAYA SENDIRI!!!!???" namun lebih kepada memikirkan "BAGAIMANA KEHIDUPAN MEREKA NANTINYA???!!!!"

Minggu, 26 Januari 2014

PERSEMBAHAN UNTUK IBU


PERSEMBAHAN UNTUK IBU

Masa-masa keterpurukan pun telah usai kulalui, tiada lagi kini namanya mengisi relung hatiku. Aku bebas!! Selamat tinggal masa lalu!! Welcome my future, my destiny!!

                                       “hah... cukup lama aku tidak merasakan pikiran sesegar ini! Kira-kira sudah seberapa jauhnya aku tertinggal dari impianku?” gumamku merayakan kemerdekaan dari penjajahan perasaan karena Doni,

                   “ya... walaupun aku seorang perempuan namun bukankah setiap manusia diciptakan dengan kesempurnaan termasuk hati?” tambahku yang berbicara pada alam,
                                       “besok, semua yang telah meninggalkanku akan aku kejar!! Takkan kalah aku dari mereka!!” lanjutku merasakan kemenangan sambil merebahkan tubuh diatas permadani rumput liar,


xxxxx

          Selepas refreshing, aku menata ulang rencana untuk menyambut masa depan. Kali ini aku akan benar-benar serius dalam melangkah meraih mimpi!! Tiada kemalasan!! Takkan ada percintaan hingga nanti aku menikah! Ya, single, itulah yang aku pilih untuk saat ini.

          Dan siang ini, aku harus menemui pak Rahmanto, kepala bagian percetakan disebuah majalah. Semua karya-karyaku akan aku sulap menjadi buku! Hal ini merupakan awal dari keberangkatanku menuju kehidupan yang baru! Maka, aku pun menghubungi beliau,

                             “Assalamu’alaikum.....” ucapku menyalami beliau,
                             “Wa alaikumsalam.....” balas pak Rahmanto diujung telepon,
                   “apa benar ini dengan bapak Rahmanto?” tanyaku sambil merapihkan file-file di laptop yang akan ku tunjukkan kepadanya,
                             “iya benar, saya sendiri.” Jawab beliau,
                                      “ini saya pak,Sofia. Yang kemarin chatt sama bapak.” Terangku pada pimpinan bagian percetakan itu,
                                      “oh... iya-iya, saya ingat! Ada perlu apa yah?” tanya pak Rahmanto padaku,
                   “ya jadi seperti yang sudah saya sampaikan kemarin, bisakah tulisan-tulisan saya dibukukan, pak?” balasku yang tidak menjawab pertanyaan pak Rahmanto,
                   “oh bisa-bisa, datang saja, alamatnya sudah saya berikan kemarin.” Jawab beliau,
                                      “iya pak. Baiklah, terima kasih ya pak, maaf sudah mengganggu waktu bapak.” Balasku kepada bapak Rahmanto,
                                      “sungguh, inilah waktu yang aku nantikan sejak dulu. Tidak akan aku sia-siakan kesempatan ini. Dan harus aku pilahkan mana saja yang bagus untuk dibukukan. Kalau perlu semuanya saja aku bawa!” batinku merasa senang,


Aku pun mulai merapihkan data-data dilaptop dan memindahkan ke harddisk eksternal. Agar aku bisa memperlihatkan dan memilih tulisanku yang mana saja yang pantas dan layak untuk dimasukan ke bukuku.

          Esok harinya aku berangkat ke kantor majalah serta percetakan generasi muda. Dengan perasaan yang berbunga ditambah semakin tumbuh rasa percaya diri, aku mencoba nasibku! Setelah bertanya kepada resepsionis, aku pun mulai menemui bapak Rahmanto. Di dalam ruangan beliau, aku menunjukkan semua hasil penaku. Beliau lama terdiam! Tidak ada komentar sama sekali! Takut, gelisah, semua menjadi satu!


                                      “bagus, bagus semua karya Anda! Tapi....” ucapan beliau tertahan,
                                      “tapi apa pak? Apa ada masalah lain?” tanyaku penuh rasa penasaran,

          Beliau menjelaskan secara detail maksud serta semua perihal tentang mencetak buku.

                                      “jadi begitu saudari Sofi.” Ujar pak Rahmanto menyudahi penjelasannya,
                                      “kalau memang demikian, bisa saja pak namun saya rasa tulisan saya masih ada yang kurang.” Jelasku mencoba mengelak,
                                      “ok, itu pilihan saudari. Saya tidak bisa memaksa.” Ucap beliau seperti tahu maksud perkataanku tadi,

          Kami pun berjabat tangan lalu aku meninggalkan kantor tersebut. Aku mulai kehabisan cara untuk bisa meraih impianku. Padahal, aku yakin jika jalan ini adalah jalan yang terbaik bagiku. Stuck! Itulah yang terjadi selama berbula-bulan selepas kejadian itu.

                  

Lalu aku teringat suatu kalimat,

                             “dunia diciptakan untuk mereka yang berpikir dan kehidupan bukan untuk merasa putus asa!”
                                      “ya! Aku harus mencari cara lain supaya aku menggapai puncak kehidupanku! Aku tidak boleh patah arang! Dunia ini pasti dapat aku taklukkan!!” batinku yang berusaha menyemangati diri,

          Berbulan-bulan hari-hariku kosong tanpa ada yang aku kerjakan, selain mencari pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu pabrik ke pabrik yang lain. Akan tetapi tak satu pun panggilan yang aku peroleh! MALANG!! Itulah yang terbesit dalam benakku tentang nasibku! Tulisan-tulisan tiada diterima! Panggilan kerja pun tak datang!


Hingga dibulan kesepuluh masa menganggurku, bunda memintaku untuk segera menikah!! KAGET!! Entah apa yang harus aku katakan! Apalagi keadaanku yang belum kunjung bekerja dan hal inilah yang akhirnya memaksaku menuruti permintaan bunda.

“semoga aku dapat mengurus rumah tanggaku.” Batinku memberikan sugesti positif pada diriku sendiri,

xxxxx

                                                “ya, itulah sebagian cerita yang ada didalam buku ini. Sebuah kisah yang dilakukan oleh ibuku hanya agar masa depannya ceria. Sampai akhirnya ibu dijodohkan dengan ayahku.” Ucapku yang menjelaskan kepada pers tentang karya ibuku,
                                                “lalu, bagaimana saudari bisa sebegitu yakin kalau semua buku ini bisa menjadi best seller?” tanya seorang wartawan dari majalah generasi muda,

                             “ya, walau saya belum pernah melihat dan mengenal sosok ibu dari saya lahir tapi sangat tidak mungkin bila rasa percaya diri ibu saya sendiri tidak saya akui, karena itulah saya pun merasa yakin bila karya-karya alamarhumah ibu saya bisa menjadi best seller.” Terangku kepada semua awak media yang hadir pada konferensi pers,
                                                “lalu, apa yang akan Anda lakukan setelah buku Sofia, hmm... maksud saya, karya-karya ibu Anda best seller seperti sekarang ini?” tanya wartawan lain,
                                                “yang pasti, buku ini saya persembahkan untuk beliau yang sudah tenang disana dan royalty dari penjualan buku akan saya sumbangkan kepada yang kurang mampu. Saya yakin,ibu saya pun akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi seperti saya saat ini.” Jawabku kepada para kuli tinta,
                                                “satu lagi mbak....”
                             “satu lagi mbak....”
                                                “maaf, saya pikir acaranya sudah cukup!” ucap ayahku kepada semua sahabat wartawan yang sudah hadir pada konferensi pers pagi ini,

          Sesaat sebelum meninggalkan ruangan, aku melihat bayangan seperti ibu disela-sela orang yang datang. Beliau tampak cantik dan memberikan senyuman kepadaku. Barangkali karena tahu kalau karya-karyanya sudah menjadi topik utama di semua media cetak maupun elektronik.

“ibu... selamat ya bu. Tulisan-tulisan ibu kini menjadi buku yang paling laris dipasaran dan masyarakat pun tahu bila sosok ibu benar-benar luar biasa. Semoga ibu bahagia disana. Aku rindu ibu!” batinku ketika melihat bayangan seperti ibu dan berlalu dari ruangan konferensi pers.



Jakarta, 22 Januari 2014
Karya : MUHAMAD REZA AQBAR PERDAWA
Judul : PERSEMBAHAN UNTUK IBU
Pukul : 02:18 WIB