aku tak tahu apa yang harus aku lakukan!
aku bahkan tak tahu siapa yang mesti aku salahkan!
melihat pada kenyataan,
semua serasa bagai desiran,
mungkin aku yang salah,
mungkin dia yang salah,
mungkin kami yang salah,
mungkin keadaan yang salah,
siapapun yang salah aku tak bisa menghakimi,
siapapun yang benar aku tak mampu menghardik,
aku hanyalah manusia biasa,
yang tiada memunyai hak untuk menghakimi maupun menghardik,
ingin menangis saja aku tak bisa!
ingin bermarah ria aku tak kuasa!
ingin memaki dan mencaci apalagi lah!
semua itu memang sudah terjadi,
aku melupakan kenyataan,
dan hidup dalam angan-angan,
indah memang tapi itu hanyalah FANA!
ya! seharusnya aku mensyukuri apa yang terjadi padaku kini,
mungkin saja kalau aku tak berjumpa dengannya aku tak menjadi seperti diriku saat ini,
ya! MUNGKIN!
hanya itu yang sanggup aku lontarkan!
MUNGKIN AKU YANG SALAH!
MUNGKIN DIA YANG SALAH!
MUNGKIN KAMI YANG SALAH!
MUNGKIN KEADAAN YANG SALAH!
aku tak mau mencari kambing hitam dari permasalahan ini!
aku tak mau berburuk sangka dalam persoalan ini!
aku tak mau menilai apapun!
aku tak mau salah langkah untuk kesekian kali!
SUDAH CUKUP BAGIKU!
APA YANG KU LIHAT DENGAN KEPALA MATAKU!
MESKI SEBUAH KATA,
TAPI ITU NYATA!
inilah kenyataan BUNG!
inilah realita BUNG!
inilah kefanaan BUNG!
inilah dan inilah arti sebuah KEHIDUPAN MENUJU KEBIJAKSANAAN!
selama kita berpikir tentang KESETARAAN SOSIAL dan KESETARAAN EKONOMI,, kita TAKKAN PERNAH MAJU dalam SETIAP PERGERAKAN dan semua hanya SEBATAS ANGAN serta MIMPI....
seorang manusia biasa,,, TIDAK LEBIH!!!!
Rabu, 29 Juni 2011
aku terpincut
aku terpincut
sudah berapa kata namun masih tetap sama,
ia merongga dan menganga,
cukuplah sudah aku terpana,
mengapa aku kian membara,
kehidupan tidak menginginkan yang pertama!
kehidupan meminta mereka yang bijaksana!
sungguh aku terpincut jadinya,
ketika aroma menguak dahaga,
aku terpincut,
melihat sosoknya yang luar biasa,
aku terpincut,
aku terpincut,
sampai-sampai aku buta buta arah,
inilah realita,
dengan rasa yang begitu menggugah.
sudah berapa kata namun masih tetap sama,
ia merongga dan menganga,
cukuplah sudah aku terpana,
mengapa aku kian membara,
kehidupan tidak menginginkan yang pertama!
kehidupan meminta mereka yang bijaksana!
sungguh aku terpincut jadinya,
ketika aroma menguak dahaga,
aku terpincut,
melihat sosoknya yang luar biasa,
aku terpincut,
aku terpincut,
sampai-sampai aku buta buta arah,
inilah realita,
dengan rasa yang begitu menggugah.
Langganan:
Postingan (Atom)