baru kemarin rasanya,
kau ucapkan kata cinta,
begitu indah dan bahagia,
tiadalah hal yang mengalahkannya,
baru kemarin kau bermanja,
melantunkan kalimat-kalimat mesra,
menatap langit diatas pundakku,
bermimpi dan ber-asa untuk terus bersama,
entah mengapa aku semakin takut,
takut bila kau kan pergi meninggalkanku,
sendiri, sunyi dan hampa
sampai aku terlena dalam keterpurukan,
sungguh, aku semakin terpana,
menapaki waktu dan hari,
semua serasa tiada beban,
hanya suka dan ceria,
hingga aku pun bermimpi,
bahwa kita kan selalu bersama,
sampai rambut penuh dengan uban,
dan kekuatan kian melemah,
aduhai... aku benar-benar tersihir!
jangan sampai aku menjadi demikian,
wahai... kau pun tahu,
aku tidaklah sempurna,
masih membekas luka dihari kemarin,
masa-masa percintaan dengan dirinya,
yang begitu aku sayang dan aku cinta,
dan aku pun kian ingat pada pemilik jiwa dan raga,
masihkah aku pantas dan layak untukmu?
yang telah mendustakan kisah asmara itu?
hati ini seperti kelu karnanya,
diantara kau dengan dirinya,
ANTOLOGI (kumpulan karya sastra) , 18 Agustus 2012
Judul : LUKA TERSELUBUNG
Karya : Muhamad Reza Aqbar Perdawa
Pukul : 12:44 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar