KISAH SANG SARJANA

seraut murung menempel di wajah sang sajana yang terasa berat melangkahi kerikil-keikil jalanan,, setiap nafas yang di keluarkan seolah menanyakan setumpuk masalah namun bisingnya kendaraan yang lalu lalang membuat sirna teriakannya,, sepintas terjangkau oleh kaki-kaki pemikirannya untuk menematkan episode kehidupan,, jarak antara iya dan tidak tak lagi dekat, yang menjadikan gelap pola pikir manusia muda itu, tak terbendung rasa malu tercurahkan pada kedua orang tua dan sanak family, berrtahun-tahun mengasah kebodohan,, bertahun-tahun membela pendidikan,, namun semua tak kunjung membuahkan hasil,, sejengkal demi sejengkal langkah sang sarjana menguasai jalanan,, ketika congak keeiaan menyapa dan sekejap kilat berubah menjadi harupada siang yang berdebu,, tak terbayang bagaimana muka itu harus di masukan kala obolan oang-oang yang tua menyambut,, hauman mesin-mesin kendaraan membuattampak lusuh dan gersang yang memandikan air asin di tubuh,, perjuangan memberantas kekelaman di esok hari tak kunjung mendatangkan kecerahan,, langkah pun mulai di mainkan,, bukan kepalang malu yang terbentang andai tak berjumpa dengan kegiatan untuk menyudahi petikaian nasibnya,, sepucuk kertas terus melayang,, seketika itu juga kata (maaf) diterima berulang ulang kali di coba untuk mendapatkan (kapan anda bisa mulai??) itu semua hanyalah mimpi anak bayi yang ingin berlari,, penyesalan pun tepasang di otaknya,, pendeitaan pun menantinya,, bukan karena status kesarjanaannya bukan kaena omelan namun karena KEBODOHAN PARA PEMBUAT PERJANJIAN YANG TAK KUNJUNG MENGAKHIRI PENGANGGURAN NAMUN MALAH MEMBUAT BERKUMPUL PARA PENGANGGURAN LANTARAN MEREKA TIDAK MEMILIKI PENDIDIKAN!!!!!!!!